Saturday, December 23, 2006

MODA TRANSPORTASI

(Sebuah Catatan yang Terkumpul dari Perjalanan Lebaran 2006)

Tra … raaaa …
Bangun pagi-pagi, langsung mandi dan siap-siap check out. Kutelephone receptionist untuk transportasi ke bandara Soekarno Hatta. Ya, hari ini akan kumulai perjalanan panjang dari barat ke timur pulau Jawa. Tiga per-empatnya sih cuma perlu 1.5 jam perjalanan udara, tapi yang seperempatnya perlu waktu tempuh delapan jam, bo’. Karena musti jalan darat plus ngelewatin kolam lumpur Lapindo di Porong – Sidoarjo, trous musti muter lewat Lumajang – Jember. Belum lagi musti ganti angkutan kecil ke Bondowoso. Nah, di topik kali ini, aku pengin berbagi pengalaman menggunakan taksi dan juga pola transportasi ke kota-kota kecil.

Perjalanan pagi ke bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng dengan taksi Blue Bird yang lumayan lama baru nongol di hotel Horizon, Bekasi. Supirnya cukup sopan dan ramah seperlunya. I appreciate it. Berhubung masih pagi dan masa liburan pula, maka jalanan masih sepi. Tapi, buat mengantisipasi macet yang gak terduga, kita tetap lewat jalan tol. Pas nyampe’ di terminal keberangkatan 2F, kaget juga waktu kulihat argometer taksi yang kalo dikurs ke USD, gak sampe’ USD 15 (itu udah termasuk 10% tips untuk drivernya). Murah amir … Coba bandingin ama dari Houston International Airport ke Woodlands-Texas dengan jarak tempuh yang lebih pendek, tarifnya aja udah USD 58, belum termasuk tips lho.
Trous, semakin kagetlah aku, waktu balik dari Jawa Timur dan nyampe’ di Cengkareng lagi. Kucoba moda transportasi shuttle bus dari bandara ke Bekasi (berhenti di Giant Hypermall Bekasi). Biaya yang dikeluarkan cuma Rp 18,000 yang setara dengan USD 2.00. Ditambah biaya taksi dari Giant ke rumah mbak Yies-mas Yori Rp 25,000 yang gak sampe’ USD 3.00. Coba bandingin dengan super shuttle dari hotel di Union Square ke SFO International airport yang USD 15.00 belum termasuk tips driver yang USD 3.00.

Emang kayaknya moda transportasi sudah bukan hal sulit lagi buat single traveler. Tapi, itu cuma berlaku di kota-kota besar. Di kota kecil, ketersediaan transport dari dan ke kota kecil, akan sulit sekali setelah lewat jam delapan malam. Banyaknya calo di terminal, gak cuma di terminal bus, tapi juga di bandara sangat mengganggu konsentrasi terutama buat single traveler. Ini bisa dimanfaatkan oleh copet dan sejenisnya menunggu kelengahan para pemudik. Gak ada panduan di sejumlah fasilitas umum. Bahkan petugas pun ada yang maksa untuk ngebantuin ngangkat bagasi walaupun si traveler udah bilang akan bawa bagasinya sendiri. So, waspada penuh kalo’ teman-teman berencana melakukan perjalanan via bandara Juanda – Surabaya dan juga terminal bus Bungur Asih – Surabaya. Jangan bawa barang yang jumlahnya terlalu banyak dan tidak bisa kita awasi secara penuh.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home