Saturday, December 23, 2006

TERBANG DENGAN GARUDA – SUKA DUKA JADI MEMBER GARUDA FREQUENT FLYER

(Sebuah Catatan yang Terkumpul dari Perjalanan Lebaran 2006)

Seringnya perjalanan baik urusan business maupun personal yang kulewati di dalam negeri dengan Garuda Indonesia, bikin aku punya Garuda Frequent Flyer (GFF) card. Kalo’ dibaca di websitenya, katanya akan banyak kemudahan dan potongan harga buat para pemegang kartu tersebut. Nah, disaat persiapan mudik lebaran 2006 ini, kucoba buktikan keampuhan GFF card ini.

Dua puluh hari sebelum tanggal keberangkatan yang kumau, aku check info Garuda di internet. Aha! Ada paket promo, dimana Jakarta – Surabaya p.p. cuma setengah harga dari harga resmi non GFF member. Setelah memastikan “seat availability” di tanggal dan waktu yang kurencanakan, segera kutelephone customer service GFF. Setelah kusebutkan tanggal dan waktu yang kuinginkan plus nomor GFF ku, lha koq ternyata yang ditawarkan malah tiket yang harganya super mahal. Bahkan lebih mahal dari harga resmi untuk kategori kelas yang sama. Lucunya, setelah kukonfirmasikan bahwa aku baru saja lihat bahwa untuk tanggal dan waktu yang sama tsb, harga yang dicantumkan di internet cuma sepertiga dari harga yang si customer service reps sebutkan. Barulah si CS bilang akan melihat keseluruhan daftar kursi yang tersedia. Lumayan lama juga waktu yang diperlukan oleh si CS untuk akhirnya mengkonfirmasikan kembali. Sekitar 10 menit aku dibiarkan menunggu di telephone yang digantung. Dan mau tahu? ... Yang kudapatkan adalah tiket p.p. dengan harga sebagaimana yang kulihat di internet. Sia-ul banget khan ...

Di hari keberangkatan, ada lebih dari 10 counter check in di terminal 2F – Garuda Indonesia. Di websitenya GIA-GFF Card holder, disebutkan salah satu kemudahan yang didapat adalah pelayanan check in yang lebih cepat dengan counter tertentu. Pada kenyataannya, tidak ada clear sign di counter check in mana para pemegang kartu GFF tersebut musti menuju. Ini gak hanya terjadi di Cengkareng, tapi juga di Juanda. Bahkan di Juanda lebih gak oke lagi. Udah counternya padet unthel-unthelan, pelayanannya pun tidak ramah dan terkesan ala kadarnya. Aku sempet mikir, ini aku ‘mo naik pesawat atau pake’ bus AKAP no AC yak? … :-(

Semakin pupuslah kepercayaanku atas keampuhan GFF card, setelah ternyata … sewaktu dipanggil untuk masuk ke pesawat pun, gak ada yang namanya diprioritaskan sebagaimana diiklankan di website maupun di flyer-flyer yang sempat bertaburan di seantero negri ini. Bahkan, ketika perjalanan balik ke Jakarta, para pemegang GFF dapetnya malah seat belakang.

Halah … halah … GFF card, apa fungsinya coba?

0 Comments:

Post a Comment

<< Home