Wednesday, October 10, 2007

Camino Media, I'm Ready ...

Awal April ini sudah memasuki musim semi. Memang sih, kepasian sudah mulai tergantikan oleh polesan warna dedaunan dan bunga-bunga, tapi jangan tanya soal hawa. Brrrr … dinginnya masih menusuk tulang. Matahari masih malu-malu untuk menorehkan jejak hangatnya. Dan di lobby Chambridge Village aku menggigil menunggu dijemput mentorku. Untungnya, gak lama kemudian volvo coklat muda sudah muncul di pintu masuk dan kamipun langsung bergerak menuju Chevron Energy Center di Camino Media.

Masih pagi, tapi suasana kantor tidak sepi. Kebanyakan mereka mulai masuk kerja jam enam pagi, biar bisa balik kantor gak terlalu sore. Gedung Energy Center ini terdiri atas beberapa bangunan, ada yang untuk kantor dan ada yang untuk pelatihan. Diantara tiap bangunan itu, ada selasar yang di kiri kanannya tersedia beberapa meja dan kursi. Wah, enak juga ya … bisa dipakai buat santai di saat-saat jeda kerja.

Memasuki gedung utama, terbaca sebuah kalimat di dinding berlatar biru, visi dari perusahaan ini tentang people, partnership and performance. Designnya bagus, tapi aku tidak sempat berlama-lama mengamatinya karena kami harus melapor ke bagian penerima tamu. Yang menarik adalah semua sudah terkomputerisasi, sehingga dengan hanya menunjukkan smart badge, menyebutkan siapa yang akan dikunjungi, dan data tersebut dimasukkan ke komputer, maka kita akan tahu di ruang mana serta rute menuju ke ruangan tersebut. Selanjutnya untuk masuk ke ruang utama, kita harus menggesekkan smart badge ke kotak pemindai di sisi pintu masuk. Di dalam, ruang kerjanya model cubical, diantara satu blok dengan blok lainnya terdapat satu set meja kursi yang bisa dipakai untuk rapat non confidential, dan ada juga yang untuk makan/minum. Oya, di tiap lantai terdapat juga beberapa pantry yang lengkap terisi segala macam jenis teh dan kopi. Tinggal ambil gelas styrofoam (hmmm … lagi-lagi styrofoam …), masukin kopi atau teh, tambahin gula, seduh dengan air panas yang sudah tersedia juga. Tiap pantry juga dilengkapi dengan lemari es dan microwave, sehingga karyawan yang memilih untuk tidak keluar kantor saat makan siang, bisa menaruh bekalnya di lemari es dan memanaskannya saat akan dimakan.

Yang menurutku lucu dan inovatif adalah ruang rapat non confidential yang ada diantara blok-blok cubical. Designnya sangat atraktif dan berwarna, serasa kembali ke masa taman kanak-kanak deh. Juga ada tempat telephone umum kedap suara yang bisa dimanfaatkan oleh para karyawan sekiranya ada percakapan penting dan confidential yang tidak bisa ditangani via telephone yang ada di tiap-tiap meja kerja. Harap maklum, design kantor energy center ini khan cubical yang terbuka, sehingga tiap orang bebas nguping obrolan tetangganya … hehehe. Selain itu, ada beberapa cubical yang terisi lengkap dengan perangkat kerja (network PC, telephone, stationeries, lampu tambahan) yang tidak berpenghuni. Ternyata ruang itu disebut hotel, yaitu diperuntukkan bagi para karyawan dari operating unit lain yang kebetulan bertandang ke Camino Media. Perlu diketahui, langit-langit gedung utama ini dibiarkan terbuka sehingga semua instalasi, baik listrik maupun pendingin, kelihatan berseliweran jauh di atas kita. Tapia man koq, karena emang kantor ini didesign bernuansa pabrik.

Di seberang gedung utama, terdapat bangunan dua lantai untuk pelatihan. Dan sekali lagi, jangan pernah lupa bawa smart badge, kalo’ gak pengin kayak anak sekolah disetrap gak bisa masuk ruangan, tapi yang ini karena terkunci … hehehe. Ruang kelasnya berisi perangkat yang ergonomics, kursinya bisa diatur sesuai postur kita, dan mejanya pun bisa diatur ketinggiannya sehingga monitor komputer bisa sesuai dengan arah pandang kita.

Puas muter-muter gedung dan geleng-geleng kepala melihat perkantoran yang nyeni ini, masuklah kami ke satu ruang pertemuan, dimana Joe Fricke dan sejumlah orang HR, sudah menunggu. Kami disambut dengan jabat erat dan sebuah kotak yang cukup besar, yang ternyata isinya adalah … rice cooker! Ha! Belum cukup terkejut kita atas penyambutan yang unik ini, eh … ditambah lagi dengan sekantong beras Thailand seberat 10 kg. Hahaha … seru, tapi rada trenyuh sebenernya.

Dan seperti di San Ramon, kami pun diberi setumpuk peta dan buku tentang Bakersfield. Ugghhh … kualitas kemasannya bagus banget. Setelah ngobrol-ngobrol bentar, acara perkenalan ini segera ditutup karena aku dan Ray akan melanjutkan perjalanan ke Kern River Field, dimana kantor tempatku magang selama enam bulan ke depan berada.

Selengkapnya, baca di episode “Kern River, Here I’m …”.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home