Tuesday, October 16, 2007

Kern River, Here I am ...

Dengan membawa kotak rice cooker dan sekarung beras, aku dan Ray sang mentor mengambil kunci mobil dulu di bagian keamanan kantor energy center Camino Media, trous nyoba muter satu lap disekitar blok untuk memastikan aku gak salah ambil jalur. Dengan ford focus putih itulah aku melaju mengikuti gerak Volvo coklat susu yang dikendarai Ray, di Gosford Rd., melewati Stockdate Hwy., Truxtun Ave., sampe’ ke xxx Jct. Nah, disinilah baru terasa kalo’ aku berada di lapangan minyak berat terbesar di Amerika. Pompa-pompa angguk mulai terlihat di kiri kanan jalanan yang kering dan gersang. Stasiun pengumpul uap dan minyak di seberang yang lain. Dikejauhan nampak beberapa kotak bangunan, serta satu di tengah yang mirip seperti karikatur pizza hut. Aha ! Ternyata, itulah kantor utamanya Kern River Field. Dan ternyata, orang-orang disini juga menyebutnya sebagai gedung pizza hut. Sesudah memarkir kendaraan, kami langsung masuk ke gedung utama untuk pembuatan smart badge. Oya, smart badge ini adalah kartu identitas yang dipergunakan oleh karyawan Chevron yang berisi data personal yang sudah disinkronisasi sehingga dapat digunakan untuk mengakses ruangan maupun jaringan komputer, termasuk sistem-sistem penunjang di dalamnya, one card for everything … itulah sebabnya disebut dengan smart badge. Serunya, untuk di Chevron North America, kita boleh berpose ala kita untuk foto di smart badge. Maka, jadilah fotoku duduk di kursi sambil ketawa lepas … hehehe, foto smart badgeku ini bikin ngiri semua teman di Sumatra, karena yang laen musti foto dengan tampang serius semua.

Berhubung proses pembuatan smart badgenya gak terlalu lama, kami bisa langsung menuju gedung sebelah. Kedua gedung ini dihubungkan oleh selasar yang di lantainya terpasang beberapa bintang (meniru walk of fame di LA), dan dimasing-masing bintang itu tertera achievement yang ditandainya. Di samping selasar ini, ada satu bekas pompa angguk jaman dulu, yang dijadikan maskot kantor Kern River Field. Keseluruhan pompa angguk ini terbuat dari kayu dengan roda putar yang sangat besar. Saat ini, masih ada beberapa pompa angguk kuno yang tetap dipasang di lokasi sumur aslinya, namun sudah tidak dioperasikan lagi.

Setengah hari ini aku lewati dengan berkenalan, dari sayap timur sampe’ barat, utara sampe’ selatan. Jujur aja, sebenarnya gak semua aku hafal dalam rute perkenalan saat itu, tapi paling ngga’ sebagian besar wajahnya aku ingat. Satu lagi yang rada susah untuk dihafal adalah layout bangunan di Kern River. Tapi, kalo’ ntar nyasar, masih bisa lah tanya-tanya ama karyawan lainnya. Aman tuh. Aku dapet ruangan di sayap F, dimana group Technical Team Assets Management ngumpul. Di pintu masuk ruangan, sudah terpasang papan namaku sesuai nama panggilan dan nama belakangku : Neni Saptarani, dan disampingnya dipasang bendera kecil stars and strips, plus papan tulis kecil buat nulis pesen kalo’ lagi ninggalin ruangan. Ruanganku sendiri cukup lengkap, selain meja dan kursi yang ergonomis, serta seperangkat desktop komputer standard dan telephone, juga ada beberapa kabinet dan sekotak alat tulis lengkap.

Muterin gedung udah, mengenal rekan sekerja udah, bikin kartu identitas udah, ngeliyat ruang kerjaku juga udah, gak kerasa sudah hampir jam dua belas siang. Ray pun mengajakku makan siang. Kali ini, aku diajak ke rumah makan Cina. Mungkin dikiranya aku masih dimasa penyesuaian dan belum akrab dengan makanan barat. Halah, koq ya gak ditanya dulu. Khan aku paling susah buat makan yang pedas-pedas, dan kalo’ boleh pilih, aku lebih suka ke Italian restaurant atau ya ... western foods lah. Soalnya, bumbunya gak terlalu spicy, dan serba empuk jadi gak terlalu penuh perjuangan saat mengunyahnya. Hehehe ... males ye gue .... Siang itu, kami makan kung paw chicken dan meatballs soup. Porsinya gak terlalu besar, lambungku gak berontak dan yang pasti ... tidak memubazirkan makanan.

Sekembalinya ke kantor, Ray meneruskan kerja hariannya, sedangkan aku langsung menuju ke kantor pizza hut untuk konfirmasi tabungan CTCU yang sudah kudaftarkan di San Ramon. Dan selanjutnya, kulewati hari itu dengan membaca dan membalas e-mail, dan nge-check nomor-nomor telephone penting yang udah disiapin ama petugas administrasi team baruku ini. Hari pertama balik dari kantor ke apartemen, aku ngikutin mobil Ray, sembari ngapalin jalan biar besok pagi udah bisa bawa mobil sendiri tanpa takut kesasar lagi. Ugh, jadi inget buku … woman can’t read map. Alhamdulillah perjalanan pulang berlangsung aman. Sehabis maghrib, aku beranikan diri ke ‘market place’ sendirian. Dan ternyata berhasil. Jadi pede nih buat jalan-jalan keluar kota sendirian, hihihi.

Hari pertama kerja di Bakersfield ternyata menyenangkan. Segalanya begitu lancar dan bersahabat. Bagaimanakah selanjutnya? Apakah semua akan selalu mudah dan menggembirakan? Selengkapnya bisa diikuti di episode “Bakersfield, Learning Process in a Week …”.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home