Thursday, June 22, 2006

Ujian Sebelum Presentasi

Tahun ini, kantor pusatku kembali ngadain internal forum di Woodlands, Texas, kota mandiri sekitar 30 menit perjalanan dari Houston International Airport. Lumayan nih buat memperluas jejaring kerja alias network. Jadinya, aku masukin deh satu abstrak tentang proyek yang pernah aku kerjain dua tahun lalu sebelum aku berangkat CDA. (Oya, aku belon critain tentang enam bulan career development assignmentku di Bakersfield, California ya? Ntar deh, abis episode belajar presentasi. I swear!). Dan ... pas tanggal satu April, aku terima pemberitahuan kalo abstrakku lolos untuk dipresentasikan.
Jadi deh diminggu ketiga April aku dan enam teman lainnya ngurus visa di kedubes Amrik, Jakarta. Prosesnya gak makan waktu lama.

Meskipun forumnya baru dimulai tanggal 15, tapi kami bertujuh dari Duri musti berangkat empat hari sebelumnya. Bayangin aja, kami mesti menempuh jalan darat empat jam untuk mencapai bandara Sultan Syarif Kasim II - Pekanbaru, trous terbang via Batam menuju Singapore. Untungnya, kalo hari Jumat, ada penerbangan langsung dari Pekanbaru ke Singapore jam tiga sore. Maka, kami pun berangkat dari Duri dengan bus reguler antar distrik menuju Rumbai tepat jam tujuh pagi.

Cuaca cerah dan perjalanan lancar sampe' di Kandis, satu jam perjalanan dari Duri. Tapi koq lalu-lintas mulai tersendat. Upsh ... tepat di depan pasar, sudah berderet bus, truck balak (truck yang ngangkut kayu-kayu gelondongan), sedangkan ada sebagian kendaraan kecil yang mulai berbalik arah. Alamak! Ternyata ada truck terguling di Simpang Gelombang. Macet total sepanjang 3 km. Bus kami pun beringsut sejauh 10 meter dalam waktu satu setengah jam. Ya, ternyata macet bukan cuma monopoli Jakarta :-(. Dari pada bengong di bus, kami bertiga: aku, Poltak dan Muchlis jalan kaki cari warung dan sempet makan indomie rebus. Hmmm, dikondisi begini ... mie rebus jadi yummy banget deh. Kembali ke bus, kami mengabarkan kondisi ini ke Travel team di Rumbai via alat komunikasi yang emang tersedia di bus. Dan diputuskan, kami akan dijemput di Minas dengan light vehicle untuk melanjutkan perjalanan ke bandara. Sayangnya, karena kemacetan yang berlanjut, kami baru sampai di Minas tujuh jam kemudian. Meskipun kami langsung meneruskan perjalanan ke bandara dengan dua Pregio dan sampai di counter check in Garuda tepat jam tiga, ternyata pesawatnya udah take off. Bergegas kami mengurus penerbangan ke Jakarta untuk mengejar pesawat ke Singapore malam itu juga, karena sebagian dari rombongan kami harus melanjutkan penerbangan malam itu.

Jam lima sore, aku, Henky, DB, Ronny, Ita (istri Ronny) dan Fadian (anak Ronny), berangkat ke Jakarta. Sampe' Jakarta, boro-boro istirahat ..., kami langsung berbagi tugas ngurus bagasi dan Henky antri beli tiket ke Singapore. Kami agak bernafas lega, sesudah tiket Singapore Airlines jam sembilan malam ada ditangan. Dengan perut keroncongan dan bau kecut keringat (he he ... terakhir maem jam sebelas siang dan pontang-panting cari tiket plus bagasi yang sederet), duduklah kami di bangku bisnis SQ. Wuih, gak keren blazzz deh. Penumpang dan awak pesawatnya kayaknya heran :-)

Nyampe Changi, Henky langsung ke jalur transit, DB dan Ronny nunggu pesawat pagi di SQ lounge, dan aku keluar cari taksi buat ke Orchard. Malem itu, aku nginep di Marriott Singapore. Hmm, rasanya plong deh: nyampe' hotel, mandi, maem, trous bobok, memulihkan tenaga buat 17 jam perjalanan ke San Francisco esok hari.

Sabtu pagi abis sarapan dan check out, aku buru-buru ke Changi lagi. Nunggu boarding SQ1 jam sembilan, aku cari-cari buku bacaan. Changi emang bagus banget. Gak cuma fasilitas yang ada di ruang publik maupun ruang keberangkatannya, tapi juga informasinya komplit banget dan informatif. Belum lagi free internet access nya buaaanyak banget, lounge nya jan well tenan.

Pesawat sempat transit satu jam buat isi bahan bakar di Korea. Aha. Aku sempet jalan di sekitar ruang tunggu, belajar seni lukis Korea (gratis, bo'!) di salah satu standnya dan beli beberapa magnet. Nyampe' di San Francisco jam 12 siang. Pake taksi ke Chinatown. Dan nyampe di Hilton Financial jam satu siang dengan USD 58. Taksinya bagus, aman dan bersih. Gak was-was bakalan dibelokin kemana-mana ataupun dipalak. Wih, coba kalo supir taksi kita semua juga jujur gini ya.

Abis makan siang, aku tiduran bentar. Biasa ... jetlag bro. Sejam kemudian, udah segeran, mandi, langsung deh puter-puter kota. Moda transportasinya kumplit dan jadwal maupun tarifnya jelas. Dimana-mana kita bisa dapatkan brosurnya. Kali ini, aku muter di Chinatown dan berlanjut nyobain cable car, semacam trem yang dijadikan atraksi wisata buat turis lokal maupun mancanegara. Aku ambil yang Powel Street - Mason. Stasiunnya cuma beberapa blok dari hotel. Sepanjang jalan, shopping centernya sak ablah-ablah. Mo cari Levis, Old Navy, Macy's, Sacks Fifth Avenue, de el el ... lokasi Union Square ini emang recommended banget deh. Di deket situ, ada Union Street dimana Fog leather city berlokasi, buat yang suka banget ama jaket kulit ... ini dia tempatnya.

Gak kerasa udah jam sembilan malam, tapi hari masih terang. Harap maklum, di bulan Mei ... California punya saving daylight time, jadi sejak satu April waktunya dimajuin satu jam. Pantes khan kalo jam sembilan dan masih agak terang begitu. Keramaian masih ada di beberapa ruas jalan, kayaknya masih banyak yang pengin aku puterin, cuma besok pagi aku musti melanjutkan perjalanan ke Houston. Ya wis, baliklah aku ke hotel, makan malem, trous tidur deh.

Gimana kalo crita presentasinya dilanjutkan di edisi berikutnya?
Udah malem nih.
Aku coba posting foto di edisi ini, tapi mental terus oi. Kali connectionnya lagi problem ya
Jadi, foto-foto SFO-HOU trip bisa dilihat di edisi "Menjelang dan Saat Presentasi".
Trous cerita lanjutan, bisa dilihat di edisi 'Presentasi itu Mudah Lho, Kalo' ..."